Majelis Tauhid

Bi Ismi Allah al-Rahman al-Rahim

Mumpung malam minggu, enaknya ngobrol dengan Q-tab bukan kitab. Alias Smartphone. Hehe… Zaman ini hape memang lebih pintar dari sebelumnya. Sebaliknya, manusia sepertinya kebanyakan malah menggunakan potensi otaknya lebih kecil dari sebelumnya. Dulu, apa2 dihapal, tapi sekarang apa2 ditulis. Ya, sudah saya mengikuti zaman saja, nulis2 saja. Siapa tahu cucu saya pengen baca tulisan saya. Eh,, kok malah mikir ke sana, isteri saja belum punya. Haha…

Ada yang bilang, malam minggu adalah malam yang panjang. Padahal kenyataannya semua malam sama saja 12 jam. Tidak beda dengan malam-malam yang lain. Mungkin yang bikin beda adalah karena ada nuansa “cinta”. Bila ada seseorang yang ber-malam-mingguan dengan kekasihnya di malam hari, ia akan merasa malam begitu cepat. Jadi ketahuan,, orang yang nganggap malam minggu adalah malam yang panjang sudah dapat dipastikan, dia pasti JOKER (JOMBLO KERE) ^_^ 😀 wes jomblo kere pisan haha.. itu namanya jomblo plus plus. wahai para Joker , sekali-kali kita (eh, bukan kita.. loe aja kali :D) perlu melakukan kajian ilmiah secara semantik dan hermeneutik yang membahas mengenai apa itu Move On…!!  Supaya gak selalu baper+ngenes. Kasian itu hatimu, nanti ujung-ujungnya bisa merusak jiwa dan ragamu. Coba diingat kembali sabda Nabi Muhammad, “ada sesuatu, yang bila itu rusak maka akan menyebabkan semua anggota tubuh yang lain jadi rusak, apa itu? Qalbun (hati). Kemudian, coba nyanyikan lagu indonesia raya. Coba diangan-angan dan direnungkan ketika sampai pada lirik “Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia raya”. (Bacanya gak usah sambil nyanyi gitu,, :D). Oke sampai di sini, kalau mau melanjutkan lagunya tunggu saja upacara hari senin esok di sekolah, jangan di kamar mandi dan WC, soalnya bid’ah. Para pahlawan tak pernah melakukannya. Ya, sekali-kali Mbok Yoho mikir gimana indonesia ini maju dipelopori oleh umat islam gitu lho, menjadi indonesia raya untuk kedua kalinya. Ojo mikiri kesengsaraan atas JOMBLO & KERE mu Wae Cah. Hehe

Okelah, mengikuti bahasa para JOKER. Di malam yang panjang ini, baru saja ada beberapa orang yang datang ke “pesantrian bintang sembilan” bantoel. Dilihat dari postur tubuhnya, alhamdulillah mereka sangat memenuhi kriteria sebagai manusia yang sempurna, punya dua tangan, 2 kaki, 2 mata, dan 2 telinga. Tidak ada satu pun anggota tubuh yang tertukar, matanya ada di telinga umpanya, seperti putri yang tertukar. Dari kriteria manusia pada umumnya, ada hal yang sangat nampak berbeda dengan mereka, yaitu bagaimana cara mereka berjenggot dan bercelana, pastinya berbeda dengan saya. Tetapi itu bukan menjadi suatu masalah, wong itu jenggot-jenggotnya dan celana-celananya sendiri kok, kenapa mesti sewot. Kecuali kalau mereka pinjem jenggot dan celanaku, jika begitu ya saya berhak dong mengurusnya. Tapi, saya kira tidak mungkin. Emangnya, mereka mau bayar berapa untuk pinjem jenggot saya, harganya mahal triliunan… hehe.

Mereka mengaku dirinya dari “Kajian Islam Madjelis Tau(k)hid”, saya sudah bisa menebak bahwa mereka ingin menyebarkan ajaran teologi tauhid ala ahlu sunnah wa al-jamaah (sunni) kepada masyarakat siapa pun yang ditemuinya. Kemudian, tebak-tebakan saya selanjutnya adalah pasti mereka akan menjelaskan bahwa ajaran syiah itu sesat dan bukan islam. jreng,, jreng,, jreng,, tebakan saya ternyata benar. Oke silahkan tepuk tangan ternyata saya berbakat meramal peristiwa 20 menit kedepan :D.

Bapak Yai menjadikan saya sebagai moderator untuk mendampingi kajian dan dialog antara mereka dan para santri. Kalau kyai yang dawuh, kulo sagete namung derek. Meskipun saya kurang ahli melakoninya. Kajiaanya jelas, yakni mencoba untuk memojokkan syiah dipojokan Lawang, kalau bisa sampai Kecepit. Kemudian membuat stempel (di deket malioboro) bahwa syiah itu sesat dan bukan islam.

Kalau saya ditanya setujukah dengan ajaran syiah, saat ini saya masih mengatakan tidak setuju. Namun, melihat bagaimana cara penyampaian dari mereka (madjelis tau(k)hid mengenai syiah, saya juga tidak setuju. Ada banyak hal yang tidak bisa diterima:

  1. Ketika saya mulai cerewet bertanya dengan gaya ibu-ibu yang lagi ngerumpi, seketika pemimpin mereka menanggapi, bahwa saya harus menggali informasi lebih banyak lagi tentang syiah. Tetapi, ketika saya tampilkan informasi dan data yang saya dapat dari beberapa dosen dan orang syiahnya langsung yang berbeda dengan yang dia jelaskan, dengan mudah dia mengatakan bahwa orang syiah yang sedang digali infonya itu sedang melakukan Taqiyah (dusta). Apa-apa yang saya sampaikan secara matang, tiba-tiba berubah mentah begitu saja.
  2. Memberikan pemaparan yang sepotong-potong, entah mungkin karena kerbatasan waktu atau memang tau kalo di sana ada joker yang berkeliaran, supaya sisa waktunya bisa digunakan melanjutkan ngenes nya di malam minggu.
  3. Menebarkan kebencian. Padahal tau sendiri kalau joker itu lagi butuh cinta, bukan benci.
  4. Nggebyah uyah podo asine. Kehidupan manusia mau dijadikan satu rasa, rasa asin. Kalau di fisafat ini namanya generalisir, yaitu menjadikan kasus spesifik tertentu dalam suatu peristiwa, kemudian menganggapnya sama dalam kasus dan peristiwa yang lain. Contoh gampangnya seperti ini. Bila seseorang, datang ke jember lalu melihat seorang wanita yan sangat cuantik tik di alun2 jember, kemudian berkesimpulan bahwa wanita jember semuanya cantik, maka itu namanya generalisir.
  5. Kalo dilihat dari sudut kebenaran: korespondensi, koherensi, pragmatis, dan agama (kitab suci). Sepertinya tidak ada yang Matuk.
  6. Mengapa tidak mencoba membaca sunni-syiah dalam wilayah geo politik dunia? Yang dalam hal ini berkaitan dengan republik indonesia?
  7. Ada orang2 yang secara fakta dan realitanya dia sunni tetapi mengapa dianggap syiah? Apa hanya pemahaman mereka tentang syiah berbeda dengan apa yang mereka pahami?
  8. Justifikasi bahwa bila ada wanita yang memakai jilbab ala style jilbab suster nashrani, ia berarti syiah. Kok cetek sekali logikanya…!?

Setiap manusia antara satu dan lainnya itu pasti berbeda-beda, mulai dari fisik, akal sampai pada hatinya. Perbedaan itu adalah keniscayaan yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia. Satu orang pasti akan berbeda pendapat dengan orang lain. Cuma, untuk memahamkan pendapat kita kepada orang lain, bukan dengan cara meyakinkan mereka dengan keyakinan buta. Tetapi berikan mereka logika dan fakta yang nyata. Sebab, zaman ini adalah zaman dialektika antara hati dan akal logika.

 

Wallahu A’lam bi showab

 

 

Kamar Belakang WC, 3 April 2016.

Tinggalkan komentar